ITE || LUWU,-Pembangunan infrastruktur talud sepanjang 590 meter dan plat duicker di Dusun Kasumang, Desa Taramatekkeng, Kecamatan Ponrang Selatan, Kabupaten Luwu, menuai sorotan . Proyek yang menggunakan Dana Desa tahun anggaran 2024 ini diduga tidak memenuhi standar pengerjaan yang semestinya.
Hasil pantauan Pencari Fakta di lapangan menunjukkan talud mulai mengalami keretakan, terutama di bagian pondasi yang dinilai tidak dikerjakan secara maksimal. Warga mengkhawatirkan kondisi ini akan memperpendek usia talud, terutama saat menghadapi musim hujan atau aliran air deras yang berpotensi merusak struktur.
“Keretakan ini menunjukkan pengerjaannya terkesan asal-asalan. Kalau musim hujan datang, kemungkinan besar talud ini akan mudah Rebah ungkap seorang warga yang enggan disebutkan namanya. Sabtu (24/11)
Selain itu, pengerjaan plat duicker yang menjadi bagian dari sarana jalan desa juga disoroti. Warga menilai pondasi plat duicker terlalu kecil, dengan galian pondasi yang kurang memadai untuk menopang struktur tersebut. “Pondasinya terlihat dangkal. Kalau hujan deras, air bisa menggerus dan membuat struktur cepat rusak,” tambahnya.
Proyek talud ini menghabiskan anggaran sebesar Rp 258.118.000, sementara pembangunan plat duicker dengan ukuran 1,30 x 5 meter mengalokasikan anggaran Rp 25.809.900, keduanya bersumber dari Dana Desa tahun anggaran 2024.
Saat dikonfirmasi, Penjabat Kepala Desa Taramatekkeng, Haerudin, mengaku baru menjabat selama satu bulan terakhir. Ia menyatakan belum sepenuhnya mengetahui detail pengerjaan proyek tersebut.
“Iya, saya baru menjabat sekitar satu bulan. Terkait informasi ini, silakan dikonfirmasi langsung di lapangan. Untuk pembangunan sebelumnya, saya tidak tahu, kecuali plat duicker yang saya kira sudah sesuai dokumen perencanaan,” jelasnya.
Haeruddin juga mengundang pihak media untuk bertemu langsung di Kantor Desa guna membahas permasalahan ini lebih lanjut. "Kami menunggu klarifikasi, harapannya kita bisa bertemu langsung untuk mendalami isu ini," tambahnya.
Masyarakat berharap pihak terkait, termasuk pemerintah desa dan pengawas teknis, segera mengevaluasi kualitas pengerjaan proyek ini. Langkah perbaikan dinilai sangat penting untuk memastikan infrastruktur yang dibangun mampu bertahan sesuai perencanaan, serta memberikan manfaat optimal bagi masyarakat desa. Ungkap Kamran Selaku Tim Pencari Fakta
Pihak desa diharapkan bertindak cepat agar proyek yang telah menyerap anggaran besar ini tidak berakhir sia-sia akibat lemahnya pengawasan dan kualitas pengerjaan. Tutupnya
(Tim/Red)