Informasiterkini.id || Cirebon - Suatu kesyukuran Bapak Wilson Lalengke diberi kesempatan untuk bertemu Sultan Sepuh Aloeda II dari Keraton Kasepuhan Cirebon, YM. R. H. Rahardjo Djali, Ak, MA.Sc, di acara Africa Day, yang diadakan di Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. Dalam cerita pertemuannya akan berbagi kisah unik dan tidak terduga di balik kesempatan untuk bertemu dengan seorang raja, Jum'at, tanggal 31 Mei 2024,
Bapak Wilson Lalengke sekaligus Ketua umum Persatuan Pewarta Warga Indonesia (PPWI) saat menghadiri acara Africa Day, berkumpul dengan orang-orang dari berbagai negara di Ballroom Hotel Borobudur, Jakarta Pusat. Acara ini adalah perayaan keberagaman budaya Afrika yang ditandai dengan pertunjukan seni budaya dan pertemuan silaturahmi antar tokoh budaya.
Yang menarik perhatian Wilson adalah kehadiran Sultan Sepuh Aloeda II dari Keraton Kasepuhan Cirebon, YM. R. H. Rahardjo Djali, Ak, MA.Sc, seorang raja yang masih aktif memimpin keraton di Indonesia. Wilson Lalengke sangat terkesan dan merasa bersyukur atas kesempatan untuk bertemu dengan raja ini di antara para tamu penting yang hadir di acara itu.
Sejak dinobatkan pada 18 Agustus 2021 lalu, Sultan Sepuh Aloeda II Rahardjo Djali langsung tancap gas dalam mengelola sekaligus membenahi Keraton Kasepuhan Cirebon Jawa Barat. Di tengah polemik, Keraton peninggalan Sunan Gunung Jati ini akan dikelola secara modern dan profesional dengan mengedepankan musyawarah dalam mengambil keputusan. Selain itu, Sultan Aloeda II juga akan melibatkan kaum muda untuk menyerap ide-ide kreatif dan inovatif agar lebih memberdayakan keraton serta seluruh situsnya yang tersebar di Wilayah Cirebon, rekam jejak dari beberapa penulis yang menceritakan perjalanan sultan sepuh Cirebon di dunia maya di ulas kembali oleh Media ini.
Sebelumnya Sultan Sepuh Aloeda II Rahardjo Djali mengungkapkan dengan beberapa penulis senior asal kota Cirebon dalam langkah 3 bulan pertama setelah di lantik sebagai sultan dan yang paling penting dalam rencana pengelolaan Keraton Kasepuhan adalah menginventarisir naskah-naskah kuno atau arsip kuno dan pusaka keraton Cirebon.
“Dalam 3 bulan awal setelah pelantikan langsung gerak cepat mengelola serta menginventarisir arsip kuno dan seluruh pusaka Keraton Kasepuhan Cirebon. Dimana ini sangat penting, akan kami nilai barang tersebut asli atau sudah tidak asli lagi,” ungkapnya
Ia melanjutkan, seluruh situs Keraton Kasepuhan yang tersebar di Wilayah Cirebon Raya berikut juru kunci dan pemandu wisata akan dikelola lebih baik lagi sehingga lebih berdaya baik pariwisata maupun dari sisi peninggalan sejarahnya.
“Kami juga akan mengelola situs dan cagar budaya di Keraton Kasepuhan maupun di luar lingkungan keraton yang jumlahnya sekitar 120 situs. Tidak hanya bangunan nya, tapi kami akan memberikan kesejahteraan kepada juru kunci, berikut peningkatan kapasitas abdi dalem atau pemandu wisata. Abdi dalem ini tidak hanya sekedar bisa membawa tamu saja, tapi akan ditingkatkan kemampuannya melalui pelatihan sehingga mampu menjadi tenaga yang handal untuk mendukung sektor pariwisata,” terangnya.
Perangkat keraton Cirebon memastikan seluruh aspek yang berhubungan dengan Keraton Kasepuhan akan dibenahi secara modern dan profesional. Karena menurutnya, keraton merupakan peninggalan sejarah yang melewati berbagai generasi sehingga harus menyesuaikan diri dengan zamannya tanpa mencabut akar budayanya.
“Pengelolaan keraton ini harus sesuai dengan kebutuhan dan perkembangan zaman, juga sesuai dengan kebutuhan pengembangan Keraton Kasepuhan kedepannya. Kami tidak melihat adanya alasan dengan cara-cara modern bahwa kearifan lokal dan budaya akan tergerus. Justru semua perangkat di Keraton Kasepuhan ini akan berpegang pada kearifan lokal,” pungkasnya (SRF/red)