Sampah Tinggal Membusuk Akibat Lama Tidak di Angkut, Petugas Kebersihan Dinilai Tidak Bekerja Maksimal

 
LUWU-Sejumlah warga dan pemilik warung (UMKM) di Belopa, Kabupaten Luwu, Sulawesi Selatan menyorot kinerja Kepala Dinas Lingkungan Hidup (DLH) setempat.

Hal tersebut terkait menumpuknya sampah di sepanjang Jalan Trans Sulawesi (To’poka) dan di sekitar Pasar Modern Belopa, tepatnya di belakang Kantor Pengadilan Negeri Belopa jalur dua dalam kota Belopa.

Petugas kebersihan dari DLH dinilai tidak bekerja maksimal. Petugas kebersihan hanya datang sekali dalam seminggu untuk mengangkut sampah di Jalan To’poka, Belopa.

“Petugasnya kalau datang angkut sampah, kami tanya, kenapa lama baru datang pak, malah dijawab dengan marah-marah dan menyuruh kami cari tukang sampah lain” Begitu Asty salah satu pemilik warung di jln To’poka mengisahkan pembicaraannya dengan salah satu petugas sampah, Minggu (7/5).

Sambung Asty, “Padahal kami tidak pernah telat membayar iuran sampah. Malah kalau datang menagih teriak-teriak di depan rumah, giliran diprotes kinerjanya eehhh… malah nyuruh cari orang lain”.

Menurutnya petugas sampah itu kurang sopan dan tidak tahu etika. Lebih jauh Asty mengisahkan, “Sempat petugas itu marah-marah ke saya karena saya sempat memposting di sosial media Facebook (FB), terkait sampah kami yang menumpuk di depan warung”.

“Bu… kalau mengeluh’ki selalu terlambat diangkut sampah’ta cari maki saja orang lain yang bisa angkut sampah’ta. Gara-gara kita posting di Facebook ditegur’ka dari kantor” Ucap si’ tukang sampah.

Selain itu, Kepala Dinas Lingkungan Hidup Kabupaten Luwu dinilai tidak bisa mencarikan solusi masalah sampah dengan cepat.

Akibatnya sampah yang menumpuk di sepanjang jalan To’poka di depan rumah warga dan para pe-warung (UMKM) dalam kota terlihat jorok dan mengeluarkan bau yang mengganggu kenyamanan warga dan pengunjung bagi pewarung.

Sampah menumpuk baik di bak sampah yang ada di sekitar pasar Tradisional Belopa.

Pemandangan itu mengganggu keindahan kota karena tampak jorok. Selain itu, juga mengeluarkan bau yang tidak sedap.

Tak hanya warga sekitar, tapi juga mengganggu pengguna jalan yang melintas.

“Seharusnya pihak terkait mengangkut sampah-sampah itu agar tidak menjadi sumber penyakit baru” Kata salah seorang pemerhati sosial di Kabupaten Luwu, A Baso.

Pemandangan menumpuknya sampah-sampah di dalam Ibu Kota Belopa hampir setiap bulan sejak tahun 2020 hingga sekarang.

Hingga berita ini dilayangkan Belum ada konfirmasi resmi dari pihak Dinas terkait, Namun wartawan media ini berupaya melakukan konfirmasi dan klarifikasi dengan adanya masyarakat yang menyoroti kinerja Kepala Dinas Lingkungan Hidup.


(Penulis: Achmad/SL)
Previous Post Next Post