Surabaya, Informasi-Terkini.id - Karena kekhawatirannya terhadap para murid yang tak kunjung pulang, Aiptu Bambang Soemarsono mengantar mereka pulang. Setidaknya, para murid sampai ke rumah dengan aman dan selamat. Kendaraan dinas roda dua berwarna abu-abu menjadi temannya saat patroli wilayah. Salah satu aspek patrolinya adalah mengantarkan pulang para murid sekolah dasar. Saat jam sekolah usai, Bambang bergegas menuju ke sekolah dasar di wilayah tugasnya. Para murid tak serta-merta diajak olehnya menaiki kendaraan operasional. Bambang mengungkapkan, ada sejumlah teknik yang dilakukannya terlebih dahulu, terutama teknik berkomunikasi. Hal tersebut dilakukan agar anak-anak merasa nyaman, aman, dan tak takut.
Mantan anggota Sabhara Polrestabes Surabaya itu menyempatkan diri berbincang dengan para murid sekolah dasar. Obrolannya beragam dan muncul secara spontan. Mulai membahas permainan yang lagi ngetren, pelajaran di sekolah, hingga hobi para murid tersebut. ”Sekalian saya tanyain bapak ibu kamu ke mana," ucap Bambang.
Kebanyakan siswa tak takut pada sosoknya yang mengenakan pakaian dinas lengkap. Sebab, para siswa sudah mengenal Bambang yang sering kali bertemu dengan mereka saat ada kegiatan di sekolah. Namun, memang masih ada murid yang malu dan sungkan dengan dirinya. ”Ada yang diam saja. Saya ajak ngobrol, baru terbuka mereka," katanya. Setelah memastikan sang anak merasa nyaman, Bambang lantas mengajak para murid untuk diantar pulang. Rumah mereka pun tak terlalu jauh. Berkisar 1 hingga 3 kilometer dari instansi pendidikan di area Kelurahan Gayungan, Kecamatan Gayungan.
Sekali mengantar, dua anak bisa diboncengkannya sekaligus. Di perjalanan mereka tak hanya ber- diam diri. Terkadang, murid-murid tersebut bercerita tentang berbagai hal atau mengarahkan Bambang menuju lokasi rumahnya ”Nanti depan gang belok kiri, Pak,” ujar pria kelahiran 1975 itu menirukan perkataan si murid. Bambang menceritakan, setelah sang murid tiba di rumah, mereka tampak senang dan sungkan. Sebab, mereka bisa naik motor polisi yang tak semua orang bisa merasakannya. Keluarga murid itu pun berterima kasih lantaran anaknya pulang dengan aman dan selamat.
Alasan yang diberikan oleh keluarga murid beragam saat telat menjemput anaknya. Mulai sibuk bekerja, terlupa, hingga tak sempat menjemput. Bambang pun mengingatkan mereka agar hal serupa tak terjadi lagi untuk mengantisipasi peristiwa yang tidak diinginkan. Penculikan anak misalnya. ”Respons orang tua ya kaget karena polisi yang mengantar anaknya," terangnya.
Kegiatan mengantar siswa itu bermula ketika ada seorang wali murid yang melapor kepada dirinya. Anaknya dijemput oleh orang yang tidak dikenal dan mengaku sebagai orang tuanya. Padahal, posisi murid tersebut sedang tidak berada di area sekolah. Beruntung, peristiwa yang diduga penculikan tersebut tak terjadi.”Takut saya ya seperti itu. Makanya saya patroli ke area sekolah juga," jelasnya.
Pria lulusan bintara tahun 1995 itu tidak memiliki jadwal pasti untuk mengantar para murid tersebut. Namun, dia memastikan tiap pekan diusahakan dapat melakukan aktivitas itu meski hanya satu kali. Asalkan tidak berbarengan dengan kegiatan dinasnya yang lain.
Baginya, aktivitas yang dia lakukan adalah bentuk pengayoman kepada masyarakat serta tidak memiliki tendensi apa pun. Dia juga selalu membuat laporan kepada atasannya setelah melakukan kegiatan mengantar para murid sekolah itu. Dia dengan tegas mengatakan tidak menerima atau meminta biaya jasa kepada para orang tua murid. (Indra)