Istiqamah Dalam Bingkai Kesabaran Dan Untuk Apa Manusia Di Ciptakan

Bojonegoro, INFORMASI TERKINI.ID-Bersama Kabiro Bojonegoro media INFORMASI TERKINI ID .ayo sejenak mawas diri dari apa kita diciptakan dan bagemana prosesnya. Saudaraku,

Bioritme kehidupan kita bermula penciptaannya di perut ibu sebagai setetes mani selama empat puluh hari, kemudian berubah menjadi setetes darah selama empat puluh hari, kemudian menjadi segumpal daging selama empat puluh hari. Kemudian diutus kepada malaikat untuk ditiupkan padanya ruh.

Minggu -1/5/2022


Begitulah proses penciptaan manusia selangkah demi selangkah. Setiap tahapan dalam proses pun telah diperhitungkan dengan cermat, tepat dan tanpa cacat sedikitpun...


Mengapa diperlukan proses tersebut? Bukankah Allah Azza wa Jalla mampu menciptakan semua manusia sekaligus bila Ia menghendaki? Lagi pula hanya Dialah Allah Sang Maha Kuasa, Maha Mengetahui?


Saudaraku,

Proses tersebut diciptakan dan di dalamnya terkandung makna luar biasa. Sungguh Allah Azza wa Jalla sebenarnya telah mengedukasi hamba-hambaNya semenjak ia berada dalam perut ibundanya, tarbiyah istimewa dari-Nya yakni tentang kesabaran. Ada proses yang harus dilalui dan itu membutuhkan kesabaran...


Kesabaran terhadap segala sesuatu yang telah ia tetapkan, kesabaran dalam menjalani perintah-perintah-Nya, meski sungguh teramatlah mudah bagi Allah Sang Maha Pencipta untuk menciptakan manusia sekaligus membuat mereka semua patuh. Namun Allah Azza wa Jalla menghendaki manusia menjalani proses dan bagaimana menjalani tahapan demi tahapan dengan penuh bersabar...


Bila bukan karena kesabaran dan ketabahan, tentulah Siti Hajar tidak akan mondar-mandir, pulang dan pergi antara dua gunung yang kecil, Shafa dan Marwah sebanyak tujuh kali demi mendapatkan setetes air untuk puteranya, Ismail...


Sebagaimana pula Rasulullah shallallahu 'alaihi wa sallam yang bersabar, rela dicerca dan dilempari batu hingga cedera oleh kaum Bani Tsaqif ketika beliau hijrah ke Thaif. Begitulah proses selangkah demi selangkah yang akan senantiasa berlanjut hingga batas waktu yang telah ditentukan...


Saudaraku,

Seorang anak kecil tak lantas tiba-tiba mampu berjalan. Ia harus merangkak terlebih dulu. Saat pertama berjalan pun tak lantas ia bisa langsung berlari. Kadang keseimbangan sering hilang dan terjatuh. Memerlukan beberapa waktu lagi bagi si bocah untuk bisa benar-benar berjalan seimbang. Itulah waktu yang telah ditentukan dan tak bisa dielakkan dalam tahapan proses...


Namun dalam menjalani proses, sering kali kita tidak sabar, ingin mempercepat waktu. Contoh paling mudah saat ingin sembuh dari sakit terpapar Covid 19. Ada usaha yang harus dilalui untuk mendapatkan kesembuhannya dan ketika meminum obat dari dokter pun terdapat syarat seperti sekali sehari, 2 kali sehari atau 3 kali sehari. Tidak bisa kesembuhan diraih dengan serta merta meminum semua obat sekaligus. Justru akan mengakibatkan kita over dosis... 


Sifat ketergesaan inilah yang kerap menguasai kita dan membuat kita sulit bersabar. Kita mudah mengabaikan segalanya dan senantiasa ingin mendapatkan apa yang diinginkannya secara instan dengan sesegera mungkin. Sebagaimana Allah Azza wa Jalla berfirman,


خُلِقَ ٱلْإِنسَٰنُ مِنْ عَجَلٍ ۚ سَأُو۟رِيكُمْ ءَايَٰتِى فَلَا تَسْتَعْجِلُونِ 


"Manusia telah dijadikan

 (bertabiat) tergesa-gesa. Kelak akan Aku perlihatkan kepadamu tanda-tanda azab-Ku. Maka janganlah kamu minta kepada-Ku mendatangkannya dengan segera."


(QS. Al-Anbiya’: 37)


Saudaraku,

Proses kehidupan perlu dilalui dengan sabar dan tenang, selangkah demi selangkah. Bersabarlah, karena semua akan indah pada masanya, seperti proses ulat yang menjadi kupu-kupu, kita akan mendapatkan yang terbaik dari apa yang kita harapkan...


Syeikh Aidh Al Qarni dalam kitabnya berjudul _La Tahzan_ menjelaskan, bersabar merupakan ciri orang-orang yang menghadapi kesulitan dengan lapang dada, kemauan keras, dan ketabahan yang besar. Menurutnya, adakah hal lain yang manusia bisa lakukan usai berupaya dalam mengalami kesulitan kecuali bersabar?


Bagi orang-orang besar adanya deraan musibah, kata beliau, dianggap sebagai tetesan air dingin yang memercik di kepala mereka. Meski diterpa cobaan dan musibah, mereka tak tergoyahkan laksana gunung yang tegak berdiri dan menancap dalam ke dalam kebenaran. Dalam waktu singkat mereka dapat mengubah semua kesedihan itu dari wajahnya. Kunci dari pada itu semua adalah kesabaran. Bagi orang-orang yang beriman, bersabar dalam menghadapi ujian adalah keindahan yang hakiki...


Saudaraku,

Yakinilah bahwa sabar akan membawa kita pada kesuksesan. Kegigihan dalam memperjuangkan hal yang didambakan lewat bingkai kesabaran adalah sebagai kuncinya. Sebab, tanpanya, perjuangan kita akan sia-sia, bahkan menjadi sirna...


Kesabaran menjadi sumber kemenangan. Sabar pun menjadi pelipur segala permasalahan yang dihadapi. Dengan sabar, pertolongan-Nya akan selalu hadir di dalam kehidupan yang dijalani. Segala hal yang dilakukan jika dihiasi dengan kesabaran, semuanya akan terselesaikan dengan baik karena-Nya. Orang yang mengerti hakikat kesabaran, maka akan menuai ketenangan. Tidak mudah berkeluh-kesah, tidak mudah mencari kambing hitam, apalagi putus asa. Buah kesabaran akan memancarkan sinar keteduhan, sikap yang tetap bersahaja, ucapan santun yang menenangkan jiwa karena semua permasalahan dikembalikan kepada Allah Azza wa Jalla Penguasa alam pungkasnya.(Mas)

Previous Post Next Post