Surabaya, informasi-terkini.id--Masa kerja Wali Kota Surabaya Eri Cahyadi dan Wali Kota Surabaya Armuji kini genap berusia setahun Sabtu 26/2/2022.
Pakar Politik dari Universitas Trunojoyo Madura, Surokim Abdus Salam, pemerintahan genap satu tahun Eri Cahyadi-Armuji dirinya menilai 78 persen. Karena menurutnya tantangan mereka itu masih dalam pandemi yang menjadi faktor menekan yang cukup kuat.
Kalau itu penilaian pribadi saja, kalau kita mengacu kepada janji politik beliau (Eri Cahyadi- Armuji) itu kan ingin membawa Surabaya ke level kota dunia, tapi akhirnya kan karena kena pandemi, jadi kan harus berhadapan dengan fakta untuk fokus pada hal-hal pokok untuk tidak ekspansi Bagaimana janjinya dulu, kata Surokim , Sabtu 26/2/2022.
Surokim menjelaskan, responsif Eri Cahyadi-Armuji terhadap penanganan masalah-masalah yang dihadapi oleh masyarakat, ia menilai cukup bagus. Sehingga Surokim berharap hal seperti itu untuk masyarakat Kota Surabaya harus terencana.
Semisal indikator tentang penanganan banjir Pemkot kan masih merasa bahwa loh ini kemarin tidak tergenang kenapa sekarang tergenang, ujarnya.
Kemudian, lanjut Surokim, justru pemkot kaget masih ada yang tergenang di wilayah Kota Surabaya. Sehingga responsif Eri Cahyadi langsung merespon hal tersebut cukup bagus.
Tapi mestinya kedepannya tidak boleh gagap pastinya harus punya prediksi punya Catatan, punya perencanaan yang komprehensif tentang penanganan banjir,jelasnya.
Lebih lanjut, Surokim menjelaskan, terkait perekenomian di Kota Surabaya. Ia menyebut investasi ekonomi Surabaya sangat bagus, pasalnya Surabaya Kota kedua Investasi terbaik secara Nasional.
Memang kondisi bersama UMKM sebagai basis ekonomi kerakyatan memang perlu untuk dipush lagi karena kan memang ketahanan ekonomi kita (Surabaya)ada di ekonomi kerakyatan, tuturnya.
Yang dilakukan Pemkot dengan mendukung UMKM untuk eksis di masa pandemi dengan mengenalkan platform digital dan lain-lain saya pikir itu sudah bagus,imbuhnya.
Selain itu, Surokim mengungkapkan, untuk pendekatan pelayanan publik ke Kelurahan itu merupakan terobosan yang baik, pelayanan akan lebih dekat dengan rumah warga dan tidak perlu jauh-jauh ke tengah kota atau ke Mal Pelayanan Publik.
Sehingga masyarakat tidak harus berbondong-bondong ke pemerintah kota tapi inovasi harus terus dilakukan tidak hanya penguatan di Kelurahan tapi juga service exelence nya juga harus ditingkatkan, ujarnya.
Surokim menyebut kemampuan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (APBD) 10 triliun seharusnya bisa digunakan antar jemput layanan administrasi yang bisa langsung dioperasikan.
Maksud saya terobosan-terobosan seperti itu bisa untuk ditambahkan ketika pelayanan publik itu didekatkan ke kelurahan, jelasnya.
Lebih lanjut, Surokim memberi catatan kepada Eri Cahyadi-Armuji harus mempunyai harapan untuk merespon di masyarakat, terutama Organisasi Perangkat Daerah (OPD).
OPD jangan sampai wali kota dan wakil wali kota nya banter tapi OPD nya masih biasa saja, terangnya.
Tak hanya itu, Surokim juga mengungkapkan beberapa hari lalu, Eri Cahyadi sempat marah-marah terhadap jajarannya yang tidak mengetahui permasalahan warga Surabaya.
Mungkin bagian itu dari cara pak wali untuk melunasi janji politiknya janji politiknya kan dia ingin mendedikasi APBDnya untuk masyarakat Bawah, tuturnya. (Devi)