Informasi-Terkini.id Maros,-- Himpunan Pemuda Pelajar Mahasiswa Indonesia ( HPPMI) Maros Komisariat Kecamatan Turikale dan Komisariat Pelajar mengadakan kegiatan peringatan Hari Disabilitas Internasional (HDI) pada jumat (03/122021) dengan tema "meningkatkan kehidupan yang inklusif demi terwujudnya kesetaraan dalam bermasyarakat " tak lupa pula BEM Akper Yapenas 21 Maros Paskibra SMAGA Maros dan siswa siswi UPT SLBN 1 Maros turut ambil bagian dalam kegiatan ini.
HDI yg digelar pagi ini dengan rangkaian kegiatan pawai pada rute car free Day kab maros dan dialog publik di gedung baruga kantor bupati maros bertujuan untuk meningkatkan kesadaran berbagai pihak terutama pemerintah terhadap ragam persoalan penyandang disabilitas serta sebagai bagian memperjuangkan aksesibilitas dan pendidikan inklusif di Kabupaten maros.
Pemerintah dan masyarakat mestinya sadar dalam perbedayaan bagi teman penyandang difabel, mereka tidak butuh iba, mereka butuh peluang untuk dapat bekerja layaknya masyakarat pada umumnya, ungkap Abu Hamzah K sebagai pemerhati difabel sekaligus narasumber dialog publik tersebut.
Menurut Abu pemerintah dan masyarakat mestinya sadar dalam perbedayaan bagi teman penyandang difabel, mereka butuh rangkulan masyarakat yang di wadahi pemerintah dalam proses mendapatkan vokasional( keterampilan) serta wadah untuk mengadaptasi bahkan pasar untuk hasil keterampilannya. mereka tidak butuh iba, mereka butuh peluang untuk dapat bekerja layaknya masyakarat pada umumnya.
Sementara itu, Kepala dinas pendidikan ( yang di wakili Sekretaris Dinas pendidikan) dalam dialognya menyampaikan bahwa pemerintah akan berupaya menyiapkan layanan pendidikan agar penyandang disabilitas memiliki akses yang sama dan setara dalam mendapatkan pendidikan yang layak dan inklusif meskipun dalam hal ini kewenangan pendidikan berkebutuhan khusus ada pada dinas pendidikan provinsi.
Hadir pula akademisi dari universitas negeri makassar yg berstatus dosen pendidikan khusus atau biasa kita kenal dosen pendidikan luar biasa, Pendidikan inklusif di Indonesia adalah bentuk perwujudan hak memperoleh pendidikan yang sama dengan anak lainnya, tanpa perlu memandang hambatan pada anak.
Lanjut Zulfitrah bahwa permasalahan Pendidikan Inklusif di Indonesia muncul dari berbagai faktor yang berasal dari anak, guru, atau fasilitas yang tersedia.
Ia melihat salah satu permasalahan di lapangan yaitu para guru belum memahami dan terampil melakukan proses pembelajaran di kelas inklusif yang terdapat anak berkebutuhan khusus.
Selain itu, masalah-masalah yang muncul seperti sulitnya penerimaan peserta didik berkebutuhan khusus di kelas, tak semua pengambil kebijakan termasuk bidang pendidikan memahami tentang sistem inklusif, dan lainnya.
Dalam dialog publik turut pula hadir kepala sekolah SLBN 1 MAROS, beliau sangat bangga dan berterima kasih kepada penyelenggara atas kegiatan ini.
"Baru kali ini anak anak muda peduli dengan anak anak disabilitas, sudah sangat lama murid SLBN 1 MAROS tidak berpartisipasi dengan masyarakat, dgn adanya kegiatan semoga masyarakat dapat teredukasi tentang anak berkebutuhan khusus dan pendidikan inklusif,"Tuturnya.
Penutup dalam kegiatan dialog publik, salah satu peserta beranggapan bahwa dialog publik ini kurang berjalan sesuai dengan semestinya karena ketidakhadiran salah satu narasumber sampai acara selesai.
Narasumber yakni ketua dewan pendidikan kab maros yang sejatinya harus mengikuti dialog publik sampai selesai untuk mengetahui apa yang terjadi dalam pendidikan berkebutuhan khusus dan pendidikan inklusif di Kabupaten maros.
"Dewan pendidikan di Kabupaten maros harus di evaluasi diri, jelas pada undang undang tugas dari dewan pendidikan, hari ini adalah momentum dari pada sahabat disabilitas, harusnya beliau sampai selesai hadir dalam kegiatan ini, kalau terkendala pada waktu, kan bisa di utus dewan pendidikan yang lain,"Ucap Ilham dengan nada kecewa.
Penulis : Fajrin